MEMUPUK RASA PERCAYA DIRI

Rasa percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun dan terselesaikannya modul bimbingan dan konseling.
Modul bimbingan dan konseling ini disusun berdasarkan kurikulum KTSP yang menekankan dan mengembangkan kemampuan diri di berbagai kegiatan belajar, dengan modul ini diharapkan agar siswa dapat memupuk rasa percaya diri baik di lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah
Modul ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyeleseian modul ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, oleh karena itu kami berterima kasih dengan adanya saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul ini.

Malang,



Penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………….....……………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………….. ii
A. Pendahuluan.……………………………………………...………... iii
B. Prasyarat………………………………………………………….…. iii
C. PetunjukPenggunaan Modul……………………............................... iv
D. Tujuan Pembelajaran…….………………………………….......….. iv
E. Kompetensi…………...………………………….............................. iv
F. Rencana Belajar…………………………………............................ ..v
Materi : Memupuk Rasa Percaya Diri
A. Pengertian Percaya Diri…………………………………………… 1
B. Membedakan Karakteristik Percaya Diri ........................................ 1
C. PenyebabTimbulnya Kurang Percaya Diri……..……..…..……… 3
D. Cara Memupuk Rasa Percaya Diri……………………………….. 4
E. Kegiatan siswa …………………………………………………….. 7
Daftar Rujukan ……………………………………………………..…….. 8




A. PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu wadah yang memberikan layanan-layanannya untuk membantu siswa yang membutuhkan layanan tersebut. Layanan bimbingan dan konseling ada beberapa aspek yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Dalam setiap layanan yang diberikan terdapat fungsi bimbingan antara lain: fungsi pencegahan, fungsi pemeliharaan, fungsi pengembangan, dan masih banyak lagi.
Untuk mewujudkan tujuan bimbingan dan konseling yaitu perkembangan optimal siswa, maka diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak baik dari konselor (guru BK), siswa, pihak sekolah, orang tua siswa, dan semua pihak yang bersangkutan.
Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai bagaimana dalam memupuk rasa percaya diri, dimana setiap siswa diharapkan mampu untuk memupuk rasa percaya dirinya tersebut. Dengan siswa percaya diri, maka sikap positip seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Memupuk rasa percaya diri termasuk dalam layanan bimbingan pribadi dan mempunyai fungsi pemahaman dan pencegahan. Memupuk rasa percaya diri hal yang perlu diketahui oleh siswa agar mereka dapat memahami dan lebih mudah dalam menghadapi rasa tidak percaya diri

B. PRASYARAT










C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL




C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
 Agar siswa berhasil menguasai dan mampu menerapkan materi pada modul ini maka bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk ini dengan baik diantaranya sebagai berikut:
 Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinanmu agar diberikan kemudahan dalam mempelajari materi ini.
 Bacalah materi ini dengan serius, santai dan tenang sehingga kamu dapat mencapai penguasaan materi secara optimal.
 Kerjakan secara mandiri tanpa harus menunggu teman, dengan belajar mandiri kamu dapat termotivasi mengerjakan lebih baik secara maksimal sesuaii dengan kemampuan kamu sendiri tanpa melihat pekerjaan teman
 Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan pada lembar berikutnya secara sungguh-sungguh dengan memberikan isian secara lengkap.
 Untuk mendukung penguasaan siswa yang lebih luas kamu bisa menggunakan sumber belajar lain misalnya buku bacaan, majalah, televisi dan media yang lainnya.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengetahui maksud dari memupuk rasa percaya diri, serta siswa dapat mengatasi rasa tidak percaya diri yang sering terjadi terhadap diri mereka

E. KOMPETENSI
• Siswa dapat membedakan antara orang yang PD dan yang tidak PD
• Siswa dapat mengetahui penyebab rasa tidak percaya diri
• Siswa dapat mengetahui cara mengatasi rasa tidak percaya diri



F. RENCANA BELAJAR

Jenis kegiatan : membaca, menulis, diskusi, mengerjakan tugas
Hari/tangga : ………………………………………..
Tempat pelaksanaan :…………………………………………
Alokasi Waktu :………………………………………….
Hasil yang dicapai :………………………………………….





















Setiap orang selalu ingin mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang kuat biasanya populer dalam lingkungan keluaraga maupun lingkungan pergaulannya. Namun, banyak orang yang merasa bahwa dirinya memiliki rasa percaya diri yang kurang terutama pada remaja.
A. Definisi Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa. Keyakinan-keyakinan tersebut timbul karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang nyata terhadap diri sendiri.
B. Karakteristik Rasa Percaya Diri
 Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :
• Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
• Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
• Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain? berani menjadi diri sendiri
• Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
• Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
• Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya
• Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

 Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah:
• Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok
• Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan
• Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri ? namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri
• Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
• Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil
• Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri)
• Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu
• Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/ penerimaan serta bantuan orang lain) .





C. Sebab-Sebab Timbulnya Rasa Kurang Percaya Diri
1. Pola pikir negatif.
Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian, bertemu orang-orang baru dan sebagainya. Reaksi terhadap seseorang ataupun sebuah peristiwa, sangat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu yang kurang percaya diri, cenderung mempersepsikan segala sesuatu dari sisi negatif, tanpa menyadari bahwa dari dalam dirinya sendiri semua pikir negatif itu berasal, pola pikir tersebut antara lain:
a. Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri, seperti” saya harus begini…saya harus begitu”. Ketika gagal maka seluruh hidup dan masa depannya hancur.
b. Memiliki cara berpikir totalitas dan dualisme, seperti “ kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek dan bodoh”.
c. Pesimistik dan futuristik, yaitu satu kegagalan kecil saja membuat dirinya sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-cita di masa depan. Contoh: ketika mendapatkan nilai ulangan paling kecil diantara teman-temannya, langsung berpikir bahwa dirinya tidak akan masuk perguruan tinggi negeri.
d. Tidak kritis dan selektif terhadap kritikan untuk diri sendiri. Suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik. Sehingga suka memberikan sebutan-sebutan yang negatif, seperti: “ saya memang bodoh, saya ditakdirkan terus menderita dan menjadi orang susah”.

2. Sulit menerima pujian/hal-hal positif dari orang lain.
Ketika orang memuji secara tulus, dirinya langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, dirinya langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya



3. Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri
Senang mengingat dan bahkan membesar-besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat dirinya langsung merasa menjadi orang yang tidak berguna.
D. Memupuk Rasa Percaya Diri
Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri.

1. Evaluasi diri secara obyektif
Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar kekayaan pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik.
2.Beri penghargaan yang jujur terhadap diri
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri ? hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.
3.Positive thinking
Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody?s perfect dan it?s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.
4.Gunakan self-affirmation
Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya:
• Saya pasti bisa !!
• Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya !
• Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan
• Sayalah yang memegang kendali hidup ini
• Saya bangga pada diri sendiri
5.Berani mengambil resiko
Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain.
6.Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan
Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan ?beban? seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat? cemburu? hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda.
7. Menetapkan tujuan yang realistik
Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan
Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu.Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk ?harus? menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb ? namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter ? memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa.
E. KEGIATAN SISWA
Dibawah ini ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab!
1. Apa yang dimaksud dengan rasa percaya diri, berikan contoh dari pengalaman kalian?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


2. Sebutkan ciri-ciri rasa percaya diri dan rasa tidak percaya diri(sebutkan 5)?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan penyebab dari rasa tidak percaya diri?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Bagaimana mengatasi rasa tidak percaya diri?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Tuliskan pengalaman kalian ketika mengalami rasa tidak percaya diri dan bagaimana kalian mengatasinya?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Mengetahui
Nilai Guru Pembimbing



Daftar Rujukan
…………..Tanpa tahun. Kumpulan satuan layanan bimbingan. Malang : Pemerintah Kota Malang Dinas Pendidikan Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Malang.
Irfach, 2003. muslimah : PD aja lagi…., Halaman 18-19

Baca Selengkapnya...

MELATIH KESADARAN DIRI DALAM EMOSI

Kesadaran diri dalam emosi adalah kemampuan untuk mengenal dan memilah–milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut. KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun dan terseleseikannya modul bimbingan dan konseling.
Modul bimbingan dan konseling ini disusun berdasarkan kurikulum KTSP yang menekankan dan mengembangkan kemampuan yang dilandasi dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat mengembangkan kemampuan melatih kesadaran diri dalam emosi, sehingga siswa dapat melakukan sosialisasi dengan orang lain.
Modul ini tidak mungkin dapat diseleseikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyeleseian modul ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, oleh karena itu kami berterima kasih dengan adanya saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul ini.


Malang,



Penulis














DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………… .i
Daftar Isi……………………………………………..……………….……… ii
A. Pendahuluan………………………………………………………………. iii
B. Prasyarat……………………………………………………………. …… iv
C. Petunjuk Penggunaan Modul……………………………………............... iv
D. Tujuan Pembelajaran…….……………………………………………….. v
E. Kompetensi…………...…………………………………………………... v
F. Rencana Belajar……………………………………………………........... v

Materi Melatih Kesadaran Diri Dalam Emosi
1. Pengertian Kesadaran Diri dalam Emosi……………………..………….. 1
2. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Kesadaran Diri Dalam Emosi .….............. 2
3. Akibat Rendahnya Kesadaran Diri dalam Emosi ………….…….………. 4
4. Cara Mengenali Kesadaran Diri dalam Emosi ……………………………. 4

Kegiatan Siswa................................................................................................. 5
Daftar Pustaka………………………………………………………………. 7



A. PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling merupakan layanan bantuan yang diberikan pada semua siswa yang membutuhkan layanan bimbingan. Dalam dunia pendidikan banyak di jumpai siswa yang mengalamipermasalahan antara lain masalah pribadi, belajar, social dan karir. Maka dari itu perlu perhatian dari berbagai pihak untuk membantu siswa.
Kesadaran dalam diri sangat dibutuhkan dalam berhubungan langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Kesadaran diri dalam emosi merupakan suatu langkah awal yang penting untuk menjelajahi dan memahami diri kita dan untuk berubah. Dengan kesadaran diri dalam emosi yang kuat maka hubungan kita dalam masyarakat akan berjalan baik.
Kemampuan kita dalam mengenal dan memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut melalui kesadaran diri dalam emosional. Dengan sedikitnya kesadaran diri emosi yang rendah maka sedikit pula kesempatan kita untuk bersosialisasi dengan masyarakat.
Kita menyadari dan mengetahui betapa pentingnya layanan bimbingan konseling diberikan di sekolah dan sudah menjadi suatu kewajiban bagi guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan bimbingan di segala aspek perkembangan siswa. Pada saat siswa memasuki dunia sekolah menengah maka secara cepat mereka mulai membuka diri untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan manapun, baik lingkungan di rumah, lingkungan di sekolah, dan lingkungan kerja. Dari lingkungan tersebut diatas tidak sedikit siswa yang mengalami masalah di sekolah khususnya latihan kesadaran diri emosi. Dengan melihat kondisi tersebut maka perlu adanya bantuan dari sekolah terhadap siswa agar dapat memahami dirinya sendiri yang sesuai dengan tingkat usianya. Dan keberadaan guru bimbingan konselinglah yang tepat untuk membantu siswa yang memerlukan bantuan atau alternatif penyelesaian masalah siswa, sehingga siswa mampu menentukan pilihan penyelesaian yang terbaik sesuai dengan kemampuan diri dan dapat mengembangkannya secara optimal.



B. PRASYARAT

Adapun syarat untuk memahami mudul ini adalah siswa diharapkan membaca materi terlebih dahulu, dengan membaca materi melatih kesadaran diri dalam emosi dapat mengerti dan dapat menerapkan baik dalam :
1. Pengenalan dan pemahaman melatih kesadaran dalam emosi
2. Pemahaman diri tentang ciri orang yang memiliki kesadaran diri dalam emosi
3. Pemahaman diri tentang akibat rendahnya kesadaran diri dalam emosi

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL




Agar siswa berhasil menguasai dan mampu menerapkan materi pada modul ini maka bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk ini dengan baik diantaranya sebagai berikut:

Bacalah doa terlebih dahulu nsesuai dengan keyakinan kamu anut agar diberikan kemudahan dalam mempelajari materi ini.

Bacalah materi ini dengan serius, santai dan tenang sehingga kamu dapat mencapai penguasaan materi secara optimal.

Kerjakan secara mandiri tanpa harus menunggu teman, dengan belajar mandiri kamu dapat termotivasi mengerjakan lebih baik maksimal sesuai dengan kemampuan kamu sendiri tanpa melihat pekerjaan teman

Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan pada lembar berikutnya secara sungguh-sungguh dengan memberikan isian secara lengkap.

Untuk mendukung penguasaan siswa yang lebih luas kamu bisa menggunakan sumber belajar lain misalnya buku bacaan, majalah, televisi dan media yang lainnya.









D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat memahami kemampuan dirinya dalam melatih kesadaran diri dalam emosinya baik dalam lingkungan sekolah dan lingkungan di luar sekolah sehingga siswa mampu meningkatkan kemampuan dirinya secara positif.

E. KOMPETENSI
1. Siswa melatih kesadaran diri dalam emosi
2. Memiliki nilai dasar kasih saying untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan melalui kesadaran diri dalam emosinya.

F. RENCANA BELAJAR
Rencana belajar merupakan serangkaian rencana kegiatan yang akan kamu lakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung:
Jenis kegiatan : membaca, menulis, diskusi,
mengerjakan latihan
Hari/tanggal : _________________________
Tempat pelaksanaan : _________________________
Alokasi waktu : _________________________
Hasil yang dicapai : _________________________


MELATIH KESADARAN DIRI DALAM EMOSI
1. Pengertian
Kesadaran diri dalam emosi adalah kemampuan untuk mengenal dan memilah–milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut. Tanpa adanya kesadaran diri mungkin kita tidak akan bisa mengatur waktu serta diri kita dalam berbagai aktivitas dan perasaan yang kita hadapi. Seperti contoh Andi seorang siswa yang duduk dibangku kelas delapan setelah mengetahui bahwa nilai ulangan matematikanya mendapat nilai kurang bagus karena dia tidak belajar, dengan kesal dia pulang kerumah dan langsung marah – marah kepada adiknya yang sedang asik nonton TV. Adiknya yang tidak begitu mengerti awal dari permasalahan tidak terima dan memarahi balik Andi. Apa memang TV biang keladinya atau adiknya yang salah karena nonton TV. Andi yang tidak menyadari pengaruh kekecewaanya karena nilai matematikanya yang jelek karena dia tidak belajar. Andi tidak memiliki kemampuan untuk menurunkan suhu emosinya dan mengenali perasaanya yang marah, kepedihan, dan kekecewaan yang menyerang dalam dirinya.
Andi juga tidak menyadari betapa gabungan semua perasaan itu membuat Andi melampiaskan kemarahan dan kepedihannya kepada Adiknya. Bagaimana jika seandainya Andi memiliki kesadaran diri yang lebih baik ? Pertama, dia akan menyadari rasa marah dalam dirinya, mungkin dari rasa pegal di punggungnya, dari tingkah laku yang tidak sesuai ketika dalam perjalanan pulang kerumah, atau dari tenaga yang dikerahkannya saat membanting pintu depan rumah. Andi juga akan sadar bahwa kemarahanya terkait dengan tumpukan kekecewaan karena nilai matematikanya yang jelek karena kesalahannya sendiri. Andi juga akan menyadari bahwa gabungan perasaan marah dan kecewa ini akan membuatnya marah–marah tidak jelas kepada adik atau keluarga lainya.
Jadi, dari gambaran kasus diatas bahwa emosi adalah perasaan yang terjadi akibat dari kejadian-kejadian yang kita lewati dan itu menimbulkan berbagai perasaan- perasaan yang kita rasakan. Seperti perasaan senang, sedih, marah, dan sebagainya. Sedangkan emosional adalah gambaran sikap kita yang keluar akibat dari emosi yang kita rasakan.
2. Ciri-ciri orang yang memiliki kesadaran diri dalam emosi
a. Mengenali dirinya sendiri.
Kesadaran diri dalam emosi adalah fondasi tempat dibangunya hampir seluruh faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi, dan langkah awal untuk memahami diri sendiri dan merubah sikap, pikiran, dan perasaan yang buruk mengenai apa yang terjadi. Mungkin sudah jelas bahwa kita tidak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak kita kenal. Jika kita menyadari perbuatan dan kita, ucapan kita, dan kelakuan kita yang bisa merugikan diri dan orang lain maka kita dengan mudah menghindarinya. Tetapi jika dalam pikiran kita sempit ternyata permasalahan itu bukan masalah bagi kita maka tidak perlu kita mempermasalahkanya. Inilah alasanya mengapa kesadaran-diri merupakan kunci dan landasan kita menguasai ketrampilan untuk meluruskan hal ini akan memberdayakan kita untuk memperbaiki semua aspek kecerdasan emosional yang lain. Karena tanpa kesadaran diri, meskipun kita bersungguh-sungguh berupaya untuk menyelesaikan permasalahan satu demi satu, pada akhirnya kita hanya berputar- putar saja dalam lingkaran kemelut. Dimana kita tidak memperoleh umpan balik dan kita tidak bisa memantau kemajuan yang telah diraih dan kesempatan kita untuk mencapai sasaran akan sangat terkendala. Orang yang naluri kesadaran-dirinya kuat bisa merasakan apa yang mereka rasakan kapan mereka marah atau dalam berbagi perasaan yang menghalaunya dan mereka bisa menyadari bagaimana perasaan tersebut bisa mengubah perilaku sehingga membuat orang lain menjauhi mereka karena kemampuan seseorang untuk mengenali perasaanya dan cara dia menyikapinya, dan membuat dia mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi membuat dirinya dijauhi orang lain.
b. Menyadari Reaksi orang lain akan tingkah laku kita.
Kesadaran diri sangat dibutuhkan karena sedikit saja kita tidak sadar maka orang lain akan meremehkan serta cenderung menertawakan. Maka untuk menghindari hal itu maka kita harus memiliki keyakinan bahwa kita pantas dihargai. Sebagai dasar keyakinan kita adalah kesadaran diri kita bahwa orang lain ada dan selalu melihat tindak tanduk perilaku kita.
c. Mengetahui “ titik aduh ”.
Sasaran kesadaran-diri emosi bukanlah untuk menganalisis emosi kita habis-habisan, untuk menekanya secara tidak wajar, atau untuk menghilangkannya sama sekali. Kita semua ada kalanya bersikap tidak pantas. Kita juga tidak akan pernah tebebas dari perasaan yang tidak menyenagkan; semua itu wajar karena setelah kita mengalami kekecewaan, mendapat teguran atau kehilangan. Hanya saja kita harus berusaha dengan sebaik baiknya untuk tetap menyadari perasaan kita dan mengapa kita merasakannya sehingga tidak mudah dikemudikan oleh kekuatan internal atau terperosok dalam perilaku yang merusak diri.
Menyadari diri secara emosi juga bermanfaat untuk berjaga-jaga untuk mengantisipasi. Jika kita telah belajar menafsirkan secara tepat berbagai kejadian yang membangkitkan percakapan-batin ini dengan kita melakukan latihan mengucapkan kepada diri sendiri saat kita melihat peristiwa pemicu terjadi. Misalnya kita menyadari “titik aduh” kita yakni titik menyakitkan di bawah sadar yang tidak sengaja ditohok orang lain. Jika kita tahu bahwa saat diskusi di dalam kelas kemudian akan banyak pertanyaan yang akan kita jawab maka kita harus mempersiapkan diri dengan mempelajari materi yang akan kita persentasikan. Dengan kata lain kita harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi baik yang masuk akal ataupun tidak. Kita juga bisa merasakan tanda yang menandakan bahwa kita mulai marah dengan tanda-tanda tubuh mulai pegal-pegal dibagian pundak dan suara yang meninggi. Pengetahuan adalah kekuatan dan mengetahui diri sendiri adalah kekuatan terbaik untuk mewujudkan keberhasilan dalam mengendalikan emosi.

3. Akibat rendahnya kesadaran diri dalam emosi
a. Orang lain yang tidak tahu akan merasa terganggu dengan sikap kita.
Orang yang marah sering tidak menyadari bahwa dia sedang marah. Sekilas dia sadar bahwa sesuatu sedang berlangsung, namun dia tidak tahu apa yang dia rasakan. Tentu saja tindakannya itu berpengaruh tehadap dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya, namun dampak negatifnya tidak terjangkau oleh pikiranya. Kita akan membuat orang lain membenci kita tanpa mengetahui alasanya. Mereka akan menjauhi kita, atau paling tidak kita telah memiliki reputasi buruk. Betapa pun kita punya kelebihan di bidang lain akan tertutup jika kita menurunkan kemampuan berempati dan merusak kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
b. Akan timbul masalah – masalah baru.
Masalah yang timbul selain orang lain menjauhi kita akan terjadi resiko tekanan darah kita meninggi dan muncul penyakit lain yang mempengaruhi aktivitas belajar kita.
4. Cara mengenali kesadaran diri dalam emosi
a. Dengan melihat secara langsung perasaan kita
Kita harus mengetahui apa yang terjadi pada kita dan apa penyebab perasaan itu. Dengan kita mengetahui perasaan kita, maka kita bisa mengendalikan tindakan atau perilaku yang akan kita lakukan.



b. Mengamati gejala tubuh yang menyertai perasaan kita
Kita juga harus mengetahui apa yang akan menyertai tindakan kita saat kita merasa seperti itu dan apa yang biasa kita lakukan.
c. Merenungkan perasaan kita dengan pikiran yang bisa menjelaskanya.
Kita harus memikirkan dan menyadari bahwa perasaan yang ada dalam pikiran kita itu benar atau tidak karena dengan itu kita bisa memikirkan apa yang harus kita perbuat. Contohnya saat kita merasa akan marah kita harus memikirkan apa baik seandainya kita marah dan apa gunanya kita marah. Jika dengan marah dampak yang kita peroleh itu baik atau tidak, jadi kita harus bisa menata perasaan kita.






5. KEGIATAN SISWA


1. Apakah kamu tergolong orang yang tidak bisa mengendalikan emosi kamu ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Apa saja yang membuat kamu tidak bisa mengendalikan diri dalam emosi ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Bagaimana cara kamu menanggulangi emosi kamu yang kuran stabil ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Coba jelaskan tentang cara kamu mengendalikan diri dalam melatih kesadaran emosi kamu ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………





Mengetahui
Nilai Guru BK



















DAFTAR PUSTAKA

…….Tanpa tahun. Kumpulan Satuan layanan. Malang: Pemerintah kota Malang Dinas Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Malang

Stein. J. Steven, Ph. D. Howard. E. Book, M. D. 2000. Ledakan EQ. Bandung: PT. Mizan Pustaka.








Baca Selengkapnya...

KEMATIAN TIGA

Baca Selengkapnya...

KEMATIAN DUA

Baca Selengkapnya...

KEMATIAN SATU

Baca Selengkapnya...