GAYA BELAJAR

Gaya belajar kamu adalah kunci untuk mengembangkan proses belajar dalam sekolah, dan dalam situasi-situasi hubungan dengan orang lain.KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun dan terseleseikannya modul bimbingan dan konseling.
Modul bimbingan dan konseling ini disusun berdasarkan kurikulum yang menekankan dan mengembangkan kemampuan diri di berbagai kegiatan belajar, sehingga siswa dapat menerapkan Gaya Belajarnya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya yang berguna bagi masa depan siswa. Modul ini dilengkapi dengan pengertian gaya belajar, kemudian ciri-ciri gaya belajar dan sekaligus juga dilengkapi dengan identifikasi gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.
Modul ini tidak mungkin dapat diseleseikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini menyampaikan rasa terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyeleseian modul ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak dalam penyusunan modul ini, oleh karena itu kami berterima kasih dengan adanya saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul ini.


Malang,



Penulis













DAFTAR ISI


Kata Pengantar……………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………….. ii
A. Pendahuluan…………………………………………………………….. iii
B. Prasyarat………………………………………………………………... iii
C. Petunjuk penggunaan modul……………………………………………. iv
D. Tujuan pembelajaran……………………………………………………. iv
E. Kompetensi……………………………………………………………... v
F. Rencana belajar…………………………………………………………. v

Materi : Gaya Belajar
A. Pengertian gaya belajar…………………………………………………. 1
B. Ciri-ciri tiap tipe gaya belajar…………………………………………... 3
C. Kegiatan evaluasi siswa ………………………………………………... 10

Daftar Rujukan …………………………………………………………………... 14
A. PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu wadah yang memberikan layanan-layanannya untuk membantu siswa yang membutuhkan layanan tersebut. Layanan bimbingan dan konseling ada beberapa aspek yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Dalam setiap layanan yang diberikan terdapat fungsi bimbingan antara lain: fungsi pencegahan, fungsi pemeliharaan, fungsi pengembangan, dan masih banyak lagi.
Untuk mewujudkan tujuan bimbingan dan konseling yaitu perkembangan optimal siswa, maka diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak baik dari konselor (guru BK), siswa pihak sekolah, orang tua, dan semua pihak yang bersangkutan.
Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai gaya belajar, dimana setiap siswa kemungkinan memeiliki gaya belajar yang berbeda meskipun tentunya ada yang sama pula. Gaya belajar termasuk dalam layanan bimbingan belajar dan mempunyai fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Gaya belajar ini sangat membantu siswa dalam kegiatan belajarnya agar lebih efektif dan efisien.
Apabila kita mendengar atau membaca tentang gaya belajar, tentunya pikiran kita langsung tertuju pada audio, visual, dan kinestetik. Setiap siswa mempynyau cara belajarnya sendiri yang memudahkan dia untuk lebih cepat dalam proses belajarnya. Ada siswa yang tidak paham akan gaya belajarnya sehingga dia mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang ia terima. Dengan adanya layanan-layanan dari bimbingan dan konseling inilah yang nantinya akan mengarahkan dan membantu siswa mengatasi masalah yang dialaminya. Sehingga apa yang menjadi tujuan BK dapat tercapai.

B. PRASYARAT


Adapun syarat untuk memahami mudu ini adalah siswa diharapkan membaca materi terlebih dahulu, dengan membaca materi Gaya belajar agar siswa dapat mengerti dan akhirnya dapat menerapkan
(mengaplikasikan) belajarnya sehari-hari sehingga dapat membantu mencapai tujuan sesuai harapan dari masing-masing siswa.


C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL




Agar siswa berhasil menguasai dan mampu menerapkan materi pada modul ini maka bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk ini dengan baik diantaranya sebagai berikut:

Bacalah doa terlebih dahulu nsesuai dengan keyakinan kamu anut agar diberikan kemudahan dalam mempelajari materi ini.

Bacalah materi ini dengan serius, santai dan tenang sehingga kamu dapat mencapai penguasaan materi secara optimal.

Kerjakan secara mandiri tanpa harus menunggu teman, dengan belajar mandiri kamu dapat termotivasi mengerjakan lebih baik maksimal sesuai dengan kemampuan kamu sendiri tanpa melihat pekerjaan teman

Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan pada lembar berikutnya secara sungguh-sungguh dengan memberikan isian secara lengkap.

Untuk mendukung penguasaan siswa yang lebih luas kamu bisa menggunakan sumber belajar lain misalnya buku bacaan, majalah, televisi dan media yang lainnya.






D. TUJUAN PEMBELAJARAN


Siswa dapat mengetahui, memahami gaya belajarnya dan menerapkan gaya belajar yang dimilikinya untuk meningkatkan prastasi belajarnya sehingga mampu meningkatkan kemampuan dirinya secara positif.







E. KOMPETENSI









• Siswa dapat menjelaskan pengertian gaya belajar
• Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri masing-masing gaya belajar.
• Siswa dapat menjelaskan gaya belajar mereka



F. RENCANA BELAJAR
Rencana belajar merupakan serangkaian rencana kegiatan yang akan kamu lakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung:
Jenis kegiatan : membaca, menulis, diskusi,
mengerjakan latihan
Hari/tanggal : _________________________
Tempat pelaksanaan : _________________________
Alokasi waktu : _________________________
Hasil yang dicapai : _________________________






A. PENGERTIAN GAYA BELAJAR
Gaya belajar kamu adalah kunci untuk mengembangkan proses belajar dalam sekolah, dan dalam situasi-situasi hubungan dengan orang lain. Ketika kamu menyadari bagaimana kamu dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, kamu dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya kamu sendiri.
Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Jika kamu akrab dengan gaya belajar kamu sendiri, kamu dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu diri kamu belajar lebih cepat dan lebih mudah. Dan juga, dengan mem-pelajari bagaimana memahami cara belajar orang lain, seperti sahabat, teman, orang tua, guru, dapat membantu kamu memperkuat hubungan kamu dengan mereka.
Pada awal pengalaman belajar, salah satu di antara langkah-langkah pertama kita adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik (V-A-K). Seperti yang diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
Michael Grinder, pengarang Righting the Education Conveyor Belt, telah mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak instruktur. la mencatat bahwa dalam setiap kelompok yang terdiri dari tiga puluh murid, sekitar dua puluh dua orang mampu belajar secara cukup efektif dengan cara visual, auditorial, dan kinestetik sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian khusus. Dari sisa delapan orang, sekitar enam orang memilih satu modali¬tas belajar dengan sangat menonjol melebihi dua modalitas lainnya. Sehingga, setiap saat mereka harus selalu berusaha keras untuk memahami perintah, kecuali jika perhatian khusus diberikan kepada mereka dengan menghadirkan cara yang mereka pilih. Bagi orang-orang ini, mengetahui cara belajar terbaik me¬reka bisa berarti perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dua orang murid lainnya mempunyai kesulitan belajar karena sebab-sebab eksternal.
B.CIRI-CIRI TIAP TIPE GAYA BELAJAR
Banyak ciri-ciri perilaku lain merupakan petunjuk kecenderungan belajar Anda. Ciri-ciri berikut ini akan membantu Anda menyesuaikan dengan modalitas belajar Anda yang terbaik.

Orang-orang Visual

 Rapi dan teratur
 Berbicara dengan cepat
 Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
 teliti terhadap detail
 Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presencasi
 Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebe-narnya dalam pikiran mereka
 mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
 Mengingat dengan asosiasi visual

 Biasanya tidak terganggu oleh keributan
 Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya
 Pecmbaca cepat dan tekun
 Lebih suka membaca daripada dibacakan
 Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh
 Dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti
 Tentang suatu masalah atau proyek
 Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan
dalam rapat
 Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
 Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
 Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
 sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapitidak pandai memilih kata-kata
 kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka inginmemperhatikan

Orang-orang Auditorial

 berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
 mudah terganggu oleh keributan
 senang membaca dengan keras dan mendengarkan
 dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara
 merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
 berbicara dalam irama yang terpola
 biasanya pembicara yang fasih
 lebih suka musik daripada seni
 belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
 didiskusikan daripada yang dilihat
 suka berbicara, suka berdikusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
 mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
 lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
 lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik


Orang-orang Kinestetik

 berbicara dengan perlahan
 menanggapi perhatian fisik
 menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
 berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
 selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
 mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
 belajar melalui memanipulasi dan praktik
 menghafal dengan cara berjalan dan melihat
 menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
 banyak menggunakan isyarat tubuh
 tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
 tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka me-mang telah pernah berada di tempat itu
 menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

 menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot— mere¬ka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
 kemungkinan tulisannya jelek
 ingin mclakukan segala sesuatu
 menyukai permainan yang menyibukkan
Mungkin kamu mengenal seseorang yang berprestasi baik di sekolah, namun di sekolah menengah atau perguruan tinggi mulai tertatih-tatih atau bahkan gagal. Hal inIi terjadi pada banyak orang, dan kebanyakan di antara mereka tidak mengerti apa yang mem-buat mereka merasa tidak mampu. Masalahnya mungkin ada ketidakcocokan antara gaya belajar siswa dengan gaya mengajar gurunya. Gejala ini sangat menonjol pada pergantian dari sekolah lanjutan ke perguruan tinggi karena pengajaran yang diberikan berganti dari sangat visual menjadi sangat auditorial. Karena itu, pelajar-pelajar visual yang paling tinggi persentasenya di kalangan pelajar, tiba-tiba merasa bahwa mereka tidak memahami sebaik dahulu.
Adalah mudah untuk mengetahui modalitas orang lain dalam hidup Anda dengan memperhatikan kata-kata apa yang mereka gunakan ketika mereka berkomunikasi. Kata-kata ini disebut predikat atau kata-kata proses. Ketika suatu situasi diserap dalam pikiran seseorang, ia memproses modalitas pilihan orang itu; kata-kata dan frase-frase yang digunakan orang itu untuk menjelaskannya menunjukkan modalitas pribadi orang tersebut. Begitu kamu mengenali predikat seseorang, kamu dapat menjadikannya satu sarana untuk menyesuaikan dengan bahasa mereka ketika kamu berbicara dengan mereka. Selain menggunakan kata-kata proses yang biasa digunakannya, kamu juga dapat menyesuaikan dengan kecepatan-nya berbicara. Orang-orang visual berbicara dengan cepat, audi¬torial sedang-sedang saja, dan kinestetik lebih lambat.
Inilah trik yang dapat kamu gunakan saat berbicara di tele-pon. Jika kamu berbicara dengan orang visual, berdirilah ini secara otomatis akan membuat kamu berbicara lebih cepat. Kalau kamu berbicara dengan orang-orang kinestetik, duduklah dan naikkan kaki kamu ini akan melambatkan bicara Anda. Me¬nyesuaikan modalitas Anda dengan orang lain adalah cara sangat baik untuk mendapatkan keakraban dan suasana saling pengertian. Ini adalah daftar ucapan-ucapan yang biasa dipakai oleh modalitas tertentu.
Visual
 tampak bagi saya pandangan menyelurnh melihat sckilas nyata-pasti, tidak diragukan
 pandangan yang kabur tepat, pas mempunyai ruang lingkup tentang sesuatu gagasan yang samar dalam cahaya secara pribadi dalam pandangan mirip citra diri mata hati indah bagai lukisan melihat
 pandangan sempit pamer visi lurus
Auditorial
 mendengar dengan saksama menycru
 jelas bagai bunyi bel
 diungkapkan dengan jelas
 dijelaskan secara terperinci
 pendengar yang baik dengarkan baik-baik
 mendengar suara-suara
 pesan yang tersembunyi
 percakapan membosankan
 jelas dan tegas terus terang
 mengoceh seperri burung
 mengingatkan akan sesuatu
 suatu mengatakan yang sejujurnya
 mendengarkan/tidak mendengarkan
 tak mendengar tentang
 sesuatu
 menyuarakan pendapat selalu dalam batas pendengaran

Kinestefik
 Rajin
 Mempersingkat hingga berpikir serius
 menyebar ke mana-mana
 bisa merasakan
 bagai disambar halilintar
 berhubungan/kontak
 menangkap alur
 bertahanlah!
 Tahanlah !
 pemarah
 berterus terang
 mengatur
 sangat rapi
 menyimpangkan pikiran saya
 mulai dari awal pendiam
 berahasia, tidak jujur, curang
 berahasia

Mengenali modalitas belajar orang lain adalah kunci penting untuk menghasilkan presentasi kamu yang paling efektif. Misalnya, bila kamu tahu bahwa atasan kamu adalah orang visual, akan lebih memungkinkan bagi kamu untuk menyampaikan maksud kamu jika kamu menggunakan material visual, seperti slide dan makalah, dalam suatu presentasi.
C. KEGIATAN SISWA
IDENTIFIKASI GAYA BELAJARMU

NO ITEM-ITEM PERNYATAAN Sering Kadang2 Jarang
1 Apakah kamu tipe orang yang rapi dan teratur?
2 Apakah kamu berbicara dengan cepat
3 Apakah kamu perencana dan pengatur jangka pendek?
4 Apakah kamu pengeja yang baik?
5 Kamu melihat kata-kata dalam pikiran kamu?
6 Apakah kamu lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didenger?


NO ITEM-ITEM PERNYATAAN Sering Kadang2 Jarang
7 Apakah kamu menghafal dengan asosiasi visual?
8 Apakah kamu sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan, dan apakah kamu sering meminta orang mengulang usapan kembali?
9 Apakah kamu lebih suka membaca daripada dibacakan?
10 Apakah anda suka mencorat-coret selama menelpon/menghadiri diskusi/pertemuan?
11 Apakah kamu lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato?
12


13 Apakah kamu lebih suka seni daripada musik?

Apakah kamu tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak berpikir kata yang tepat?


Subtotal


Total = ............ + ………. + ………..

= ………






_____
X 2








_______
X 1






_____
X 0



NO ITEM PERNYATAAN Sering Kadang 2 Jarang
1 Apakah kamu berbicara kepada diri sendiri saat kerja?
2 Apakah kamu mudah terganggu keributan?
3 Apakah kamu menggerakkan bibir/melafalkan kata-kata saat membaca?
4 Apakah kamu suka membaca keras-keras dan mendengarkan?
5 Dapatkah kamu mengulang dan menirukan nada, perubahan dan warna suara?
6 Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita?
7 Apakah kamu berbicara dengan pola berirama?
8 Apakah menurut kamu lebih menyukai musik daripada seni?
9 Apakah kamu belajar melalui mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat?
10 Apakah kamu banyak berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar?
11 Apakah kamu lebih baik mengeja keras-keras daripada menuliskannya
Subtotal ……..
X 2 ………….
X 1 ……..
X 0
Total ……..+


= ….. …………+ …….





NO ITEM PERNYATAAN Sering Kadang 2 Jarang
1. Apakah kamu berbicara dengan lambat?
2. Apakah kamu menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya?
3. Apakah kamu berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan seseorang?
4. Apakah kamu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak?
5. Apakah kamu belajar melalui manipulasi dan praktik?
6. Apakah kamu menghafal dengan berjalan dan melihat?
7. Apakah kamu menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca?
8. Apakah kamu banyak menggunakan isyarat tubuh?
9. Apakah kamu tidak bisa duduk tenang untuk waktu yang lama?
10. Apakah kamu membuat keputusan berdasarkan perasaan?
11. Apakah kamu meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fidik lainnya?
Subtotal


Total ………..
X 2

………+

= ……… …………
X 1

………….+ ……..
X 0

……..


BUATLAH GRAFIK BERDASARKAN NILAI KAMU


24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK














DAFTAR RUJUKAN



DePorter, & Hernacki. 2002. Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nayamn Dan Menyanangkan. Bandung: Penerbit Kaifa
DePorter, & Hernacki. 2002. Quantum Teachingakan. Bandung: Penerbit Kaifa
Baca Selengkapnya...

BERBICARA DI DEPAN UMUM

Konon, selain kematian, beberapa hal yang kerap ditakuti orang salah satunya adalah berbicara di depan umum. Benar nggak begitu?KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun dan terselesaikannya modul bimbingan dan konseling.
Modul bimbingan konseling ini disusun dengan menekankan dan mengembangkan kemampuan siswa yang dilandasi dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat mengembangkan kemampuan diri dalam berbicara di depan umum, sehingga siswa dapat melakukan komunikasi dengan orang lain.
Modul ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian modul ini.
Kami menyadari bahwa mudul ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu segala kritik dan saran untuk perbaikan modul ini kami terima dengan senang hati. Sebagai akhir kata kami berharap semoga modul ini ada manfaatnya bagi siswa.


Malang,

Penulis







DAFTAR ISI


Halaman
Kata Pengantar …………………………………………………………........… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. ii
A. Pendahuluan ………………………………………………………………… iii
B. Prasyarat …………………………………………………………………….. iii
C. Petunjuk penggunaan modul………………………………………………… iii
D. Tujuan pembelajaran………………………………………………………… iv
E. Kompetensi………………………………………………………………….. iv
F. Rencana belajar ……………………………………………………………. Iv

Materi : Mengatasi rasa cemas
A. Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk berbicara di depan umum ..………. 1
B. Prinsip Gaya dan Etika…………………………………………………….. 3
C. Tip perbaikan ……………………………………………………….. …….. 6

Kegiatan Siswa…………………………………………………………………. 7
Daftar Rujukan ………..……………………………………………………... 8










A. Pendahuluan
Bimbingan konseling merupakan layanan bantuan yang diberikan pada semua siswa yang membutuhkan layanan bimbingan. Dalam dunia pendidikan banyak di jumpai siswa yang mengalami permaslahan antara lain masalah pribadi, belajar, social dan karir. Maka dari itu perlu perhatian dari berbagai pihak untuk membantu siswa.
Hasil penelitian beberapa ahli mengatakan bahwa ketakukan sebagian orang untuk berbicara di depan umum lebih besar dibandingkan ketakutan untuk menghadapi kematian, sehingga banyak orang enggan dan kehilangan kepercayaan diri ketika harus berdiri berbicara di hadapan sejumlah orang.
Sudah bukan lagi masanya untuk menjadi remaja pasif setelah mulai sekitar 20 tahun lalu cara belajar siswa aktif dikampanyekan pemerintah, kini jadi remaja aktif tentu sudah seakan gerak reflek bagi anda semua. Siswa mungkin sering menderita demam panggung jika diperintah maju oleh guru. Gemetar, keringat dingin keluar, dan bicara pun tergagap-gagap. Saatnya siswa mengobati demam panggung itu. Bicara di depan umum merupakan ketrampilan yang sangat berguna.
Kita menyadari dan mengetahui betapa pentingnya layanan bimbingan konseling diberikan di sekolah dan sudah menjadi suatu kewajiban bagi konselor untuk memberikan layanan bimbingan di segala aspek perkembangan siswa. Disamping itu diperlukan kerjasama pihak lain untuk membantu siswa sehingga siswa mampu menentukan pilihan penyelesaian yang terbaik sesuai dnegna kemampuan diri dan dapat mengembangkannya secara optimal.

B. Prasyarat
Adapun syarat dalam memahami modul ini maka siswa diharapkan membaca materi terlebih dahulu, dengan membaca materi berbicara di depan umum dapat mengerti dan dapat menerapkan baik dalam
a. Pengenalan dan pemahaman dalam berbicara di depan umum
b. Pemahaman tentang manfaat berbicara di depan umum
c. Pemahaman diri tentang cara berbicara di depan umum


C. Petunjuk Penggunaan Modul
Agar siswa dapat memahami isi modul ini dengan mudah maka diharapkan siswa :
a. Membaca doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan yang anda anut agar diberi kemudahan dalam mempelajari modul ini
b. Bacalah materi ini dengan konsentrasi penuh sehingga dapat cepat memahami isinya
c. Kerjakan lembar latihan siswa yang sudah disediakan pada lembar secara sungguh-sungguh dengan memberikan isian secara lengkap dan jelas.
d. Kerjakan secara mandiri tanpa harus melihat pekerjaan teman.
e. Bawalah sumber belajar yang lainnya guna mendukung penguasaan materi lebih luas.

D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami kemampuan dirinya dalam berbicara di depan umum sehingga dapat mendukung sikap bermasyarakatnya.

E. Kompetensi
a. Siswa memiliki kepercayaa diri dalam berbicara di depan umum
b. Memiliki nilai dasar untuk menerapkan kepercayaan diri dalam kehidupan melalui berbicara di depan umum
c. Siswa mampu bersosialisasi serta mengenal teman seusianya melalui berbicara di depan umum

F. Rencana Belajar
Rencana Belajar merupakan serangkaian rencana kegiatan yang akan kamu lakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.







BERBICARA DI DEPAN UMUM



Konon, selain kematian, beberapa hal yang kerap ditakuti orang salah satunya adalah berbicara di depan umum. Benar nggak begitu? Banyak orang yang merasa dak-dik-duk, gemetar, bingung setengah mati ketika diminta atau punya tugas harus berbicara di depan umum.
Kebayang enggak, betapa tertekannya kita ketika merasakan sesuatu tetapi kita nggak bisa mengungkapkannya? Atau kita punya pendapat, tetapi kita enggak berani bersuara. Bagaimana cara mengatasi ketakutan bicara di depan umum? Kenapa kita harus berani berbicara? Kan pintar berbicara hanya dibutuhkan oleh teman-teman yang aktif di organisasi. Kita kan hanya orang biasa aja dan enggak minat ikutan organisasi. Apalagi punya cita-cita jadi pembicara atau penyiar radio?
Mungkin banyak dari kita yang berpikir begitu. Kita membayangkan bahwa terampil bicara hanya dibutuhkan oleh mereka yang beraktivitas di dunia yang kita anggap harus tampil ke depan. Asal tau aja semua yang kita lakukan adalah komunikasi.
Pertanyaannya adalah apakah perasaan demikian itu wajar, untuk membahas ini mari kita perhatikan hal-hal di bawah ini :
A. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk berbicara di depan umum
1. Pengalaman, siapa pun orangnya mau dia pembicara publik sekelas Indi Bareenz, Indra Bekti, Tukul Arwana atau pak ketua RT di tempat kita. Memiliki perasaan yang bisa disebut dengan bahasa dak-dik-duk ketika hendak berbicara di depan umum. Hanya memang kadar dan durasinya berbeda selain itu, jam terbang juga ikut andil besar di sini.
Orang seperti Tukul Arwana dan lain-lain tetap merasa dak-dik-duk tapi mungkin kadarnya sedikit, durasinya hanya berlangsung beberapa detik. Dengan pengalamannya dalam menghadapi publik selama ini. Rasa dak-dik-duk itu segera bisa dialihkan menjadi hal-hal yang dapat menghangatkan suasana.
2. Penguasaan materi
Kalau kita tiba-tiba ditodong untuk berbicara tanpa persiapan ini akan berpotensi membuat kita gelagapan. Bedanya, kalau kita sudah punya jam terbang tinggi, situasi dan kondisi demikian bisa kita cairkan dengan cepat. Tapi bila tidak,ini bisa membuat kita stress yang ditandai dengan keinginan untuk ke toilet, sakit perut, jantung berdetak terlalu cepat dan lain-lain.

Begitu juga kalaukita diminta berbicara tentang hal-hal yang kita sendiri tidak menguasainya. Meski kita sudah diberi waktu agak cukup untuk menyusun persiapan, tetapi kalau memang itu bukan bidang kita mau tidak mau ini kerap membikin kita bingung. Untuk orang yang sudah punya jam terbang tinggi. Kebingungan ini biasannya bisa diatasi dengan penyiasatan kreatif.
3. Audien dan suasana
Banyak orang yang merasa minder, dak-dik-duk atau bingung ketika harus berbicara di depan orang yang misalnya saja lebih senior, lebih tua, lebih pintar, atau lebih segala-galanya. Persepsi kita tentang audien juga ikut mempengaruhi. Persepsi kita tentang audien sebagai seperti macan, sementara kita mempersepsikan diri sendiri sebagai seperti kucing ya mana mungkin ada kucing yang tidak minder menghadapi macan. Jadi baik fakta dan persepsi juga ikut berperan.
Begitu juga dengan suasana setiap suasana baru membutuhkan adaptasi baru. Ini berlaku untuk semua manusia. Orang yang biasa menghadapi massa dalam jumlah kecil, butuh adaptasi baru ketika diminta untuk berbicara di depan massa yang jumlahnya banyak. Orang yang biasa mengajar di depan siswa atau mahasiswa, tetap butuh adaptasi baru ketika diminta untuk berbicara di depan masyarakat umum. Orang yang biasa berbicara dalam suasana yang alami, tetap butuh adaptasi baru ketika diminta berbicara dalam suasana yang benar-benar formal. Misalnya disorot kamera, direkam, ditayangkan melalui jaringan TV dan lain-lain.
Jadi merasa dak-dik-duk saat baru sekali atau dua kali berbicara di depan umum, saat menghadapi audien dengan segmentasi baru atau saat menghadapi suasana baru, itu semua wajar. Persiapan, penguasaan materi dan pengalaman menjadi kata kunci yang membedakan apakah kewajaran itu mengganggu atau tidak. Perlu disadari bahwa sebagai besar kita punya kepentingan untuk meningkatkan kemampuan dalam hal berbicara ini. Ini terlepas apakah kita menjadikan kemampuan ini sebagai profesi atau tidak. Kenapa? Ini karena banyak proses pekerjaan yang menuntut kita harus berbicara di depan umum (orang banyak). Misalnya presentasi, mengajar, mengarahkan melaporkan mendiskusikan dan lain-lain.

B. Prinsip, Gaya & Etika
Ada sedikitnya tiga hal yang perlu kita bedaka saat hendak berbicara di depan umum. Ketiga hal itu adalah:
1. Prinsip
Ketika disebut prinsip, maka yang dimaksudkan adalah serangkaian kaidah yang harus kita jalankan atau taati. Kalau tidak ini bakal menciptakan konsekuensi salah-benar. Beberapa prinsip umum yang perlu kita taati antara lain:
a. Visualisasi.
Ini masuk dalam persiapan. Visualisasi adalah membayangkan materi yang kita sampaikan, sistematika penyampaian, respon yang mungkin timbul dari audien, suasana yang kita harapkan untuk terjadi dan lain-lain. Untuk orang sudah punya jam terbang tinggi. Visualisasi ini barangkali cukup dilakukan dengan mengandalkan naluri atau alam bawah sadarnya. Pikirannya sudah terprogram untuk melakukan visualisasi secara otomatik. Tapi untuk pemula atau yang belum punya jam terbang tinggi, visualisasi ini poerlu dilakukan dengan cara yang khusus. Banyak yang menyarankan agar ditulis, dihafalkan, dipraktekkan dan dilakukan gladi kotor sampai gladi bersih di tempat tertentu. Misalnya kamar mandi, ruangan sepi atau kamar tidur. Terserah cara apapun yang pas buat anda, tetapi prinsipnya visualisasi ini harus dilakukan. Bahkan ada pengalaman saya yang mungkin bisa dijadikan pelajaran.
b. Tahu audien
Tahu audien akan membuat kita tahu materi yang bermanfaat untuk mereka. Tidak tahu audien akan membuat kita hanya berfikir untuk diri kita sendiri, padahal kita harus berbicara di depan umum. Secara prinsip dapat dikatakan bahwa orang akan tertarik pada hal-hal yang memang bermanfaat untuk dirinya. Kalau kita hanya berbicara tentang hal-hal yang hanya menarik untuk kita tetapi tidak menarik buat mereka, wah ini bisa gawat. Tahu audien akan membuat kita tahu strategi yang pas buat kita. Ada strategi yang berbeda antara kita harus berbicara di depan orang yang lebih atas, yang sama/selevel dan yang lebih bawah. Strategi ini akan kita temukan kalau kita tahu siapa audien kita. Kelompok mana audien kita, orang seperti apa audien kita dan seterusnya.

2. Gaya
Gaya adalah seni bagaimana kita mempresentasikan atau mengekspresikan materi. Gaya ini biasanya terkait dengan konsekuensi enak dan tidak enak. Bagi kita yang tidak memilih profesi sebagai public speaker, gaya ini mungkin bisa penting dan bisa tidak. Gaya ini biasanya selalu berubah, tergantung pengalaman, selera, jam terbang, penguasaan, kepribadian, karakter personal dan lain-lain.
Meski gaya ini variatif dan suka-suka kita memilihnya. Tetapi ada semacam rambu-rambu umum yang perlu kita perhatikan, ini antara lain:
a. Berbicara ngelantur kemana-mana
Ibarat masakan terkadang kita butuh bumbu-bumbu yang ikut menambah kenikmatan dan kelezatan. Tapi bila bumbunya ini terlalu banyak, nasib menunya bisa lain. Begitu juga dengan berbicara. Terkadang kita butuh bumbu-bumbu misalnya data, dalil, humor dan lain-lain. Tapi bila itu kebanyakan, ini akan mengalahkan materi utama yang ingin kita sampaikan. Apabila misalnya ngelantur itu mengkorupsi waktu orang lain, silahkan bergaya apa saja tetapi jangan sampai ngelantur.
b. Berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
Terlalu cepat dapat membuat audien tidak mengerti dan tidak bisa mengikuti jalan pikiran dan materi yang kita paparkan. Jika ini menyangkut angka atau tanda penting ini bisa membuat orang ngelamun atau kurang semangat mengikuti kita. Idealnya kita perlu memperkirakan antara 80-100 kata dalam satu menit.
c. Suara terlalu tinggi atau terlalu rendah
Jangan meninggikan suara sampai dapat mengganggu audien tetapi juga jangan terlalu merendahkan suara sampai tidak jelas didengar. Sebisa mungkin kita perlu mengatur nada, irama dan tekanan, artinya ada beberapa hal yang perlu kita keraskan, datarkan dan rendahkan. Untuk yang sudah punya jam terbang tinggi ini biasanya terjadi secara otomatik. Tetapi untuk pemula, ini perlu kita latih dalam visualisasi.

d. Terlalu banyak gerak atau terlalu diam.
Gaya apapun yang kita pilih, itu suka-suka kita. Tetapi hendaknya kita perlu menghindari praktek overacting atau underacting (terlalu dia) sehingga terkesan seolah-olah tidak ada interaksi antara kita dengan audien. Karena itu ada saran agar kita bisa menatap satu persatu dalam hitungan detik supaya muncul interaksi.
3. Etika
Etika ini terkait dengan kepantasan dan ketidakpantasan; kesopanan dan ketidaksopanan. Beberapa hal yang sering dianggap etika umum dalam berbicara di depan publik itu antara lain :
a. Salah menyebut orang atau menyebut orang dengan sebutan/sapaan yang berpotensi dirasakan tidak enak, misalnya ibu yang gendut itu, mas yang kurus itu. Akan lebih baik kalau kita menyebut namanya saja ditambah dengan kata-kata yang memuliakan seperti pak, bu, mas.
b. Memberikan contoh yang menyinggung atau menyakiti orang terutama dari audien. Pilihlah contoh anekdot atau kiasan yang kira-kira dapat membantu penjelasan kita tetapi juga perlu kita pikirkan efeknya bagi orang lain.
c. Menganggap audien sebagai orang yang bodoh dan menganggap kita lebih jago. Ini biasanya tidak kita ucapkan lewat mulut, tetapi kita praktekkan melalui tanggapan atau penjelasan. Di depan orang banyak pertanyaan seperti apapun perlu kita tanggapi secara bijak dan dengan logika yang positif. Untuk menekan perasaan demikian hindari motif-motif untuk menonjolkan diri misalnya ingin dianggap orang hebat, orang pintar dan lain-lain. Batasi pikiran hanya berkesimpulan bahwa di situ kita hanya menjelaskan sesuatu dan bila ada yang kurang kita perbaiki.
d. Jauhi mannerisms, seperti garuk-garuk kepala, merapikan baju, mengusap muka, hidung, telinga, melihat dari atau sepatu dan lain-lain. Intinya kita perlu mengkondisikan diri se-informal mungkin tetapi perlu menghindari hal-hal kecil yang berpotensi dianggap sebagai ketabuan atau ketidakpantasan.




C. Tip Perbaikan
Ada sejumlah tip yang perlu kita terapkan sebelum naik bicara, antara lain:
1. Apakah materi yang akan kita jelaskan itu akurat atau belum. Lebih-lebih juka menyangkut soal angka atau uang. Presiden bambang Yudhoyono pernah diprotes berhari-hari karena catatan: menurut versi pemrotes beliau membacakan data kemiskinan yang tidak akurat.
2. Apakah materi yang akan kita sampaikan itu sudah jelas atau belum. Jelas di sini artinya menutup celah kesalahpahaman (misunderstanding)atau salah tafsir (misinterpretation).
3. Apakah materi yang kita sampaikan itu mengena atau tidak. Mengena di sini sesuai dengan tujuan. Kalau yang kita maksudkan itu tindakan. Ya perlu diarahkan pada tindakan. Begitu juga kalau yang kita inginkan adalah penjelasan, pemahaman, pemikiran atau keadaa. Ini perlu kita cek agar bisa mengena sasaran.
4. Apakah cocok dengan keadaan atau tidak. Protes penolakan dan reaksi emosional memang kerap kali muncul tetapi hendaknya kita perlu menyusun materi yang dapat menghindarkan kita dari situasi demikian. Perlu menyusun materi yang sesuai dengan keadaan. Kalau perkiraan kita masih fifty-fifty, ya kita perlu persiapan menghadapi kejutan itu.
5. Apakah materi kita sudah relevan atau belum. Relevan disini adalah bermanfaat untuk orang lain. Bermanfaat ini pengertiannya luas tetapi hendaknya kita perlu mendesain materi setelah mempertimbangkan kepentingan orang lain, audien.
6. Apakah materi kita sudah simple atau belum. Kalau masih ruwet kita perlu cari akal untuk membuatnya menjadi materi yang mudah dipahami orang lain. Kata Einstein sebelum anda menyampaikan teori baru, jelaskan dulu di depan anak-anak. Kalau mereka tidak paham, teori anda masih ruwet.
7. Apakah bahan kita masih mengandung hidden context atau tidak. Hidden context di sini artinya beberapa hal yang masih tersembunyi (tidak diketahui oleh orang lain)dan bila ini tidak dijelaskan akan berpotensi melahirkan pemahaman yang kurang, entah kurang utuh atau kurang kuat.

LATIHAN SISWA

1. Apakah kamu tergolong orang yang takut berbicara di depan umum? Kenapa?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa saja yang harus kamu persiapkan bila harus berbicara di depan umum?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Manfaat apa saja yang kamu peroleh dengan berbicara di depan umum?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Coba jelaskan tentang prinsip, gaya dan etika kamu ketika berbicara di depan umum menurut materi diatas?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Mengetahui
Nilai Guru Pembimbing





DARTAR RUJUKAN




Ubaydillah, AN. Berbicara di depan umum. E-Psikologi.com: 20 Februari 2007.


BERBICARA DI DEPAN UMUM



Konon, selain kematian, beberapa hal yang kerap ditakuti orang salah satunya adalah berbicara di depan umum. Benar nggak begitu? Banyak orang yang merasa dak-dik-duk, gemetar, bingung setengah mati ketika diminta atau punya tugas harus berbicara di depan umum.
Kebayang enggak, betapa tertekannya kita ketika merasakan sesuatu tetapi kita nggak bisa mengungkapkannya? Atau kita punya pendapat, tetapi kita enggak berani bersuara. Bagaimana cara mengatasi ketakutan bicara di depan umum? Kenapa kita harus berani berbicara? Kan pintar berbicara hanya dibutuhkan oleh teman-teman yang aktif di organisasi. Kita kan hanya orang biasa aja dan enggak minat ikutan organisasi. Apalagi punya cita-cita jadi pembicara atau penyiar radio?
Mungkin banyak dari kita yang berpikir begitu. Kita membayangkan bahwa terampil bicara hanya dibutuhkan oleh mereka yang beraktivitas di dunia yang kita anggap harus tampil ke depan. Asal tau aja semua yang kita lakukan adalah komunikasi.
Pertanyaannya adalah apakah perasaan demikian itu wajar, untuk membahas ini mari kita perhatikan hal-hal di bawah ini :
A. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk berbicara di depan umum
1. Pengalaman, siapa pun orangnya mau dia pembicara publik sekelas Indi Bareenz, Indra Bekti, Tikul Arwana atau pak ketua RT di tempat kita. Memiliki perasaan yang bisa disebut dengan bahasa dak-dik-duk ketika hendak berbicara di depan umum. Hanya memang kadar dan durasinya berbeda selain itu, jam terbang juga ikut andil besar di sini.
Orang seperti Tukul Arwana dan lain-lain tetap merasa dak-dik-duk tapi mungkin kadarnya sedikit, durasinya hanya berlangsung beberapa detik. Dengan pengalamannya dalam menghadapi publik selama ini. Rasa dak-dik-duk itu segera bisa dialihkan menjadi hal-hal yang dapat menghangatkan suasana.
2. Penguasaan materi
Kalau kita tiba-tiba ditodong untuk berbicara tanpa persiapan ini akan berpotensi membuat kita gelagapan. Bedanya, kalau kita sudah punya jam terbang tinggi, situasi dan kondisi demikian bisa kita cairkan dengan cepat. Tapi bila tidak,ini bisa membuat kita stress yang ditandai dengan keinginan untuk ke toilet, sakit perut, jantung berdetak terlalu cepat dan lain-lain.

Begitu juga kalaukita diminta berbicara tentang hal-hal yang kita sendiri tidak menguasainya. Meski kita sudah diberi waktu agak cukup untuk menyusun persiapan, tetapi kalau memang itu bukan bidang kita mau tidak mau ini kerap membikin kita bingung. Untuk orang yang sudah punya jam terbang tinggi. Kebingungan ini biasannya bisa diatasi dengan penyiasatan kreatif.
3. Audien dan suasana
Banyak orang yang merasa minder, dak-dik-duk atau bingung ketika harus berbicara di depan orang yang misalnya saja lebih senior, lebih tua, lebih pintar, atau lebih segala-galanya. Persepsi kita tentang audien juga ikut mempengaruhi. Persepsi kita tentang audien sebagai seperti macan, sementara kita mempersepsikan diri sendiri sebagai seperti kucing ya mana mungkin ada kucing yang tidak minder menghadapi macan. Jadi baik fakta dan persepsi juga ikut berperan.
Begitu juga dengan suasana setiap suasana baru membutuhkan adaptasi baru. Ini berlaku untuk semua manusia. Orang yang biasa menghadapi massa dalam jumlah kecil, butuh adaptasi baru ketika diminta untuk berbicara di depan massa yang jumlahnya banyak. Orang yang biasa mengajar di depan siswa atau mahasiswa, tetap butuh adaptasi baru ketika diminta untuk berbicara di depan masyarakat umum. Orang yang biasa berbicara dalam suasana yang alami, tetap butuh adaptasi baru ketika diminta berbicara dalam suasana yang benar-benar formal. Misalnya disorot kamera, direkam, ditayangkan melalui jaringan TV dan lain-lain.
Jadi merasa dak-dik-duk saat baru sekali atau dua kali berbicara di depan umum, saat menghadapi audien dengan segmentasi baru atau saat menghadapi suasana baru, itu semua wajar. Persiapan, penguasaan materi dan pengalaman menjadi kata kunci yang membedakan apakah kewajaran itu mengganggu atau tidak. Perlu disadari bahwa sebagai besar kita punya kepentingan untuk meningkatkan kemampuan dalam hal berbicara ini. Ini terlepas apakah kita menjadikan kemampuan ini sebagai profesi atau tidak. Kenapa? Ini karena banyak proses pekerjaan yang menuntut kita harus berbicara di depan umum (orang banyak). Misalnya presentasi, mengajar, mengarahkan melaporkan mendiskusikan dan lain-lain.

B. Prinsip, Gaya & Etika
Ada sedikitnya tiga hal yang perlu kita bedaka saat hendak berbicara di depan umum. Ketiga hal itu adalah:
1. Prinsip
Ketika disebut prinsip, maka yang dimaksudkan adalah serangkaian kaidah yang harus kita jalankan atau taati. Kalau tidak ini bakal menciptakan konsekuensi salah-benar. Beberapa prinsip umum yang perlu kita taati antara lain:
a. Visualisasi.
Ini masuk dalam persiapan. Visualisasi adalah membayangkan materi yang kita sampaikan, sistematika penyampaian, respon yang mungkin timbul dari audien, suasana yang kita harapkan untuk terjadi dan lain-lain. Untuk orang sudah punya jam terbang tinggi. Visualisasi ini barangkali cukup dilakukan dengan mengandalkan naluri atau alam bawah sadarnya. Pikirannya sudah terprogram untuk melakukan visualisasi secara otomatik. Tapi untuk pemula atau yang belum punya jam terbang tinggi, visualisasi ini poerlu dilakukan dengan cara yang khusus. Banyak yang menyarankan agar ditulis, dihafalkan, dipraktekkan dan dilakukan gladi kotor sampai gladi bersih di tempat tertentu. Misalnya kamar mandi, ruangan sepi atau kamar tidur. Terserah cara apapun yang pas buat anda, tetapi prinsipnya visualisasi ini harus dilakukan. Bahkan ada pengalaman saya yang mungkin bisa dijadikan pelajaran.
b. Tahu audien
Tahu audien akan membuat kita tahu materi yang bermanfaat untuk mereka. Tidak tahu audien akan membuat kita hanya berfikir untuk diri kita sendiri, padahal kita harus berbicara di depan umum. Secara prinsip dapat dikatakan bahwa orang akan tertarik pada hal-hal yang memang bermanfaat untuk dirinya. Kalau kita hanya berbicara tentang hal-hal yang hanya menarik untuk kita tetapi tidak menarik buat mereka, wah ini bisa gawat. Tahu audien akan membuat kita tahu strategi yang pas buat kita. Ada strategi yang berbeda antara kita harus berbicara di depan orang yang lebih atas, yang sama/selevel dan yang lebih bawah. Strategi ini akan kita temukan kalau kita tahu siapa audien kita. Kelompok mana audien kita, orang seperti apa audien kita dan seterusnya.

2. Gaya
Gaya adalah seni bagaimana kita mempresentasikan atau mengekspresikan materi. Gaya ini biasanya terkait dengan konsekuensi enak dan tidak enak. Bagi kita yang tidak memilih profesi sebagai public speaker, gaya ini mungkin bisa penting dan bisa tidak. Gaya ini biasanya selalu berubah, tergantung pengalaman, selera, jam terbang, penguasaan, kepribadian, karakter personal dan lain-lain.
Meski gaya ini variatif dan suka-suka kita memilihnya. Tetapi ada semacam rambu-rambu umum yang perlu kita perhatikan, ini antara lain:
a. Berbicara ngelantur kemana-mana
Ibarat masakan terkadang kita butuh bumbu-bumbu yang ikut menambah kenikmatan dan kelezatan. Tapi bila bumbunya ini terlalu banyak, nasib menunya bisa lain. Begitu juga dengan berbicara. Terkadang kita butuh bumbu-bumbu misalnya data, dalil, humor dan lain-lain. Tapi bila itu kebanyakan, ini akan mengalahkan materi utama yang ingin kita sampaikan. Apabila misalnya ngelantur itu mengkorupsi waktu orang lain, silahkan bergaya apa saja tetapi jangan sampai ngelantur.
b. Berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
Terlalu cepat dapat membuat audien tidak mengerti dan tidak bisa mengikuti jalan pikiran dan materi yang kita paparkan. Jika ini menyangkut angka atau tanda penting ini bisa membuat orang ngelamun atau kurang semangat mengikuti kita. Idealnya kita perlu memperkirakan antara 80-100 kata dalam satu menit.
c. Suara terlalu tinggi atau terlalu rendah
Jangan meninggikan suara sampai dapat mengganggu audien tetapi juga jangan terlalu merendahkan suara sampai tidak jelas didengar. Sebisa mungkin kita perlu mengatur nada, irama dan tekanan, artinya ada beberapa hal yang perlu kita keraskan, datarkan dan rendahkan. Untuk yang sudah punya jam terbang tinggi ini biasanya terjadi secara otomatik. Tetapi untuk pemula, ini perlu kita latih dalam visualisasi.

d. Terlalu banyak gerak atau terlalu diam.
Gaya apapun yang kita pilih, itu suka-suka kita. Tetapi hendaknya kita perlu menghindari praktek overacting atau underacting (terlalu dia) sehingga terkesan seolah-olah tidak ada interaksi antara kita dengan audien. Karena itu ada saran agar kita bisa menatap satu persatu dalam hitungan detik supaya muncul interaksi.
3. Etika
Etika ini terkait dengan kepantasan dan ketidakpantasan; kesopanan dan ketidaksopanan. Beberapa hal yang sering dianggap etika umum dalam berbicara di depan publik itu antara lain :
a. Salah menyebut orang atau menyebut orang dengan sebutan/sapaan yang berpotensi dirasakan tidak enak, misalnya ibu yang gendut itu, mas yang kurus itu. Akan lebih baik kalau kita menyebut namanya saja ditambah dengan kata-kata yang memuliakan seperti pak, bu, mas.
b. Memberikan contoh yang menyinggung atau menyakiti orang terutama dari audien. Pilihlah contoh anekdot atau kiasan yang kira-kira dapat membantu penjelasan kita tetapi juga perlu kita pikirkan efeknya bagi orang lain.
c. Menganggap audien sebagai orang yang bodoh dan menganggap kita lebih jago. Ini biasanya tidak kita ucapkan lewat mulut, tetapi kita praktekkan melalui tanggapan atau penjelasan. Di depan orang banyak pertanyaan seperti apapun perlu kita tanggapi secara bijak dan dengan logika yang positif. Untuk menekan perasaan demikian hindari motif-motif untuk menonjolkan diri misalnya ingin dianggap orang hebat, orang pintar dan lain-lain. Batasi pikiran hanya berkesimpulan bahwa di situ kita hanya menjelaskan sesuatu dan bila ada yang kurang kita perbaiki.
d. Jauhi mannerisms, seperti garuk-garuk kepala, merapikan baju, mengusap muka, hidung, telinga, melihat dari atau sepatu dan lain-lain. Intinya kita perlu mengkondisikan diri se-informal mungkin tetapi perlu menghindari hal-hal kecil yang berpotensi dianggap sebagai ketabuan atau ketidakpantasan.




C. Tip Perbaikan
Ada sejumlah tip yang perlu kita terapkan sebelum naik bicara, antara lain:
1. Apakah materi yang akan kita jelaskan itu akurat atau belum. Lebih-lebih juka menyangkut soal angka atau uang. Presiden bambang Yudhoyono pernah diprotes berhari-hari karena catatan: menurut versi pemrotes beliau membacakan data kemiskinan yang tidak akurat.
2. Apakah materi yang akan kita sampaikan itu sudah jelas atau belum. Jelas di sini artinya menutup celah kesalahpahaman (misunderstanding)atau salah tafsir (misinterpretation).
3. Apakah materi yang kita sampaikan itu mengena atau tidak. Mengena di sini sesuai dengan tujuan. Kalau yang kita maksudkan itu tindakan. Ya perlu diarahkan pada tindakan. Begitu juga kalau yang kita inginkan adalah penjelasan, pemahaman, pemikiran atau keadaa. Ini perlu kita cek agar bisa mengena sasaran.
4. Apakah cocok dengan keadaan atau tidak. Protes penolakan dan reaksi emosional memang kerap kali muncul tetapi hendaknya kita perlu menyusun materi yang dapat menghindarkan kita dari situasi demikian. Perlu menyusun materi yang sesuai dengan keadaan. Kalau perkiraan kita masih fifty-fifty, ya kita perlu persiapan menghadapi kejutan itu.
5. Apakah materi kita sudah relevan atau belum. Relevan disini adalah bermanfaat untuk orang lain. Bermanfaat ini pengertiannya luas tetapi hendaknya kita perlu mendesain materi setelah mempertimbangkan kepentingan orang lain, audien.
6. Apakah materi kita sudah simple atau belum. Kalau masih ruwet kita perlu cari akal untuk membuatnya menjadi materi yang mudah dipahami orang lain. Kata Einstein sebelum anda menyampaikan teori baru, jelaskan dulu di depan anak-anak. Kalau mereka tidak paham, teori anda masih ruwet.
7. Apakah bahan kita masih mengandung hidden context atau tidak. Hidden context di sini artinya beberapa hal yang masih tersembunyi (tidak diketahui oleh orang lain)dan bila ini tidak dijelaskan akan berpotensi melahirkan pemahaman yang kurang, entah kurang utuh atau kurang kuat.

LATIHAN SISWA

1. Apakah kamu tergolong orang yang takut berbicara di depan umum? Kenapa?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa saja yang harus kamu persiapkan bila harus berbicara di depan umum?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Manfaat apa saja yang kamu peroleh dengan berbicara di depan umum?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Coba jelaskan tentang prinsip, gaya dan etika kamu ketika berbicara di depan umum menurut materi diatas?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Mengetahui
Nilai Guru Pembimbing





DARTAR RUJUKAN




Ubaydillah, AN. Berbicara di depan umum. E-Psikologi.com: 20 Februari 2007.
Baca Selengkapnya...

BAHAYA ROKOK

Hal yang memprihatinkan adalah meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolelir oleh masyarakat. KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun dan terselesaikannya modul bimbingan dan konseling.
Penyusunan modul bimbingan dan konseling berisi tentang bahaya para remaja yang merokok dan bagaimana cara penanggulangannya. Maka dari itu modul ini disusun untuk membantu siswa agar dapat terhindar dari pengaruh teman di sekolah atau di luar sekolah yang telah merokok Sehingga siswa di samping membaca modul ini juga perlu membaca buku-buku bacaan yang lainnya sebagai bahan untuk menambah wawasan dan mengetahui berbagai macam dampak bagi tubuh seseorang yang telah merokok
Modul ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian modul ini.
Kami menyadari bahwa mudul ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu segala kritik dan saran untuk perbaikan modul ini kami terima dengan senang hati. Sebagai akhir kata kami berharap semoga modul ini ada manfaatnya bagi siswa.


Malang,

Penulis



DAFTAR ISI


Halaman
Kata Pengantar …………………………………………………………........… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. ii
A. Pendahuluan ………………………………………………………………… iii
B. Prasyarat …………………………………………………………………….. iii
C. Petunjuk Penggunaan Modul………………………………………………… iv
D. Tujuan Pembelajaran………………………………………………………… iv
E. Kompetensi………………………………………………………………….. iv
F. Rencana Belajar ……………………………………………………………. iv
Materi : Bahaya Rokok dan Cara Menanggulanginya
A. Mengapa Remaja Merokok…………...……………………………………… 1
B. Beberapa Pengaruh Akibat Rokok....................................................………… 2
C. Mencegah Anak-Anak dari Merokok…….........................................………... 3
D. Cara Berhenti Merokok……………………………………………………… 4
Latihan………………………………………………………………………….. 5
Daftar Rujukan ………………………………………………………………... 7











A. Pendahuluan
Bimbingan konseling merupakan layanan bantuan yang diberikan pada semua siswa yang membutuhkan layanan bimbingan. Dalam dunia pendidikan banyak dijumpai siswa yang mengalami permasalahan antara lain masalah pribadi, belajar, sosial dan karier. Maka dari itu perlu perhatian dari berbagai pihak untuk membantu siswa.
Akhir-akhir ini kenakalan remaja semakin meningkat, sikap yang ditunjukkan di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat seringkali meresahkan lingkungannya. Seperti kebiasaan merokok yang dilakukan para remaja, ribuan orang dewasa menjadi perokok berat bukan karena pilihan mereka melainkan karena tidak mempunyai jalan keluar. Mereka terus-menerus merokok sebab suatu kebiasaan yang dijalaninya semenjak usia belasan tahun, diseluruh dunia diperkirakan separuh kaum pria dewasa dan 10 persen wanita dewasa adalah perokok.
Melihat dampak kenakalan yang dilakukan para remaja maka betapa pentingnya layanan bimbingan konseling disekolah dan sudah menjadi suatu kewajiban bagi guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan bimbingan disegala aspek perkembangan siswa. Dari banyaknya pengaruh lingkungan pergaulan siswa maka diperlukan pemahaman yang mendalam bagi setiap siswa terhadap setiap ajakan negatif yang dapat menyesatkan dirinya. Dan dengan adanya guru pembimbing di setiap sekolah diharapkan dapat membantu siswa yang memerlukan bantuan sehingga siswa mampu membentengi dirinya dari berbagai pengaruh yang merugikan dirinya.

B. Prasyarat
Adapun syarat dalam memahami modul ini maka siswa diharapkan membaca materi terlebih dahulu, dengan membaca materi bahaya rokok ini maka siswa dapat memahami dan dapat melaksanakan dalam hal :
a. Siswa dapat mengetahui kandungan rokok
b. Mengenal lingkungan pergaulan remaja
c. Dapat mengetahui dampak bagi tubuh bahaya rokok

C. Petunjuk Penggunaan Modul
Agar siswa dapat memahami isi modul ini dengan mudah maka diharapkan siswa :
a. Membaca doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan yang anda anut agar diberi kemudahan dalam mempelajari modul ini
b. Bacalah materi ini dengan konsentrasi penuh sehingga dapat cepat memahami isinya
c. Kerjakan lembar latihan siswa yang sudah disediakan pada lembar secara sungguh-sungguh dengan memberikan isian secara lengkap dan jelas.
d. Kerjakan secara mandiri tanpa harus melihat pekerjaan teman.
e. Bawalah sumber belajar yang lainnya guna mendukung penguasaan materi lebih luas.

D. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat memahami bahaya rokok
 Siswa dapat mengetahui penyakit yang disebabakan dari rokok
 Siswa dapat mengetahui bagaimana cara menghindari rokok.

E. Kompetensi
a. Setiap siswa memiliki sikap kepribadian yang positif.
b. Memiliki kemampuan untuk dapat memilih kebiasaan yang baik bagi dirinya.
c. Siswa mengetahui bahwa rokok dapat merugikan kesehatannya kelak.

F. Rencana Belajar
Rencana Belajar merupakan serangkaian rencana kegiatan yang akan kamu lakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.







BAHAYA ROKOK DAN CARA MENANGGULANGINYA


Hal yang memprihatinkan adalah meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolelir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok. Usia mulai merokok yang setiap tahun semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya mulai SMA maka sekarang dapat di jumpai di jalan-jalan siswa SMP sudah mulai banyak yang mulai merokok secara berkelompok.

A. Mengapa Remaja Merokok?
1. Pengaruh orang tua
salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado Atkinson, pengantar psikologi 1999). Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok. Dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat maka anak-anaknya akan mungkin sekali mencontohnya.
2. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan termasuk rokok.
3. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

4. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.

B. Beberapa Pengaruh Akibat Rokok
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Nikotin yang sudah masuk ke tubuh akan diterima oleh reseptor asetikolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang dan mampu menekan rasa lapar. Hal inilah yang akan menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi, maka kalau sudah demikian para perokok akan sangat sulit sekali untuk berhenti merokok.
Menurut WHO pada tahun 1991 rokok merupakan penyebab kematian tiga juta orang penduduk dunia setiap tahunnya disadari atau tidak rokok telah menggiring manusia kepada kematian yang tidak hanya melalui kanker, tetapi juga berbagai kerusakan atau penyakit pernafasan, seperti bronchitis kronik, penyakit paru-paru penyakit kardiovaskuler penyakit pembuluh darah otak serta berbagai penyakit lainnya.
Akibat yang ditimbulkan rokok adalah penyakit-penyakit ganas seperti : kanker paru-paru, kanker mulut kanker pancreas panyakit saluran pernafasan juga penyakit jantung dan pembuluh darah, batuk menahun, kelahiran premature dan bayi yang kurang sehat. Rokok juga mengganggu dan membahayakan kesehatan orang lain yang berada di sekitarnya; dan dapat mengurangi waktu dan prestasi kerja. Ingatlah, rokok tidak memilih anda tetapi andalah yang memilihnya maka hanya andalah yang dapat menghentikannya.

C. Mencegah Anak-Anak dari Merokok
Akhir-akhir ini kebiasaan merokok pada anak bukannya menurun melainkan semakin meningkat. Kebiasaan ini juga cenderung dimulai pada usia yang semakin muda yaitu pada masa akhir usia sekolah atau masa praremaja. Ditambah pula saat ini semakin banyak anak memiliki orang tua atau saudara kandung yang merokok. Padahal sekali anak mulai merokok kebiasaan buruk tersebut sulit dihentikan. Keinginan anak-anak praremaja untuk mencoba merokok juga didorong oleh anggapan bahwa dengan merokok ia akan lebih diterima oleh kelompok tertentu, atau dipandang lebih hebat atau sebagai simbul pemberontakan terhadap orang tua.
Padahal merokok berdampak tidak menguntungkan bagi kesehatan anak, karena racun dan zat kimia yanga ada pada tembakau dapat mempengaruhi susunan saraf pusat, dan akibatnya telah kita ketahui dari pemaparan diatas. Orang tua yang perokok sebaiknya tidak merokok di depan anak, agar anak tidak terdorong untuk mencobanya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anak dari merokok diantaranya ialah :
1. Memberi contoh tidak merokok
Cara terbaik untuk menjauhi anak dari bahaya rokok adalah dengan tidak merokok. Karena anak-anak umumnya lebih mudah terpengaruh oleh contoh nyata yang mereka lihat sendiri dari pada mendengar larangan (perintah) untuk tidak merokok. Apabila kedua orang tua dan saudara kandung yang lebih tua perokok maka kemungkinan anak akan jadi perokok empat kali lipat lebih besar daripada jika lingkaran terdekatnya tadi tidak merokok.
2. Pendidikan di rumah
Bila orang tua dan anak berkesempatan berdiskusi, orang tua sebaiknya lebih banyak menjelaskan tentang efek rokok, seperti sulit bernafas atau iritasi mulut, kanker paru dan lain sebagainya. Upayakanlah agar anak tidak beranggapan bahwa merokok itu adalah suatu perilaku yang menantang keberanian, membuatnya tampak lebih dewasa. Tumbuhkanlah perasaan bahwa yang tidak merokok tetap dihormati dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
3. Pendidikan di Sekolah
Anak-anak yang akan masuk sekolah menengah pertama sebaiknya diajari cara menghadapi tekanan yang kuat dari teman, orang dewasa, orang tua yang perokok atau iming-iming iklan televisi. Dengan demikian anak mampu bertindak atau memberi tanggapan secara verbal dalam menghadapi rayuan merokok ia bisa berkata “saya akan lebih pengecut lagi jika saya merokok hanya untuk memberi kesan hebat padamu”. Bila anak terlanjur terbiasa merokok maka jangan putus asa untuk menyakinkan anak untuk selalu waspada terhadap dampak bahaya merokok.

D. Cara Berhenti Merokok
Hampir setiap perokok yang sungguh-sungguh ingin berhenti merokok akan menghadapi suatu perjuangan yang sebenarnya. Apakah yang harus diperbuatnya? Ini beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu berhenti merokok:
1. Ambillah tekad untuk berhenti merokok dan mulailah dalam waktu dekat. Berhenti merokok tidak mudah, untuk itu anda dapat melakukannya dengan mengendalikan kemauan anda.
2. Hindari dan buanglah rokok dari kantong anda, dan semua bekas tembakau yang anda miliki, menjauhlah dari tempat anda biasa merokok. Dan jauhkanlah diri dari para perokok lain sedapat mungkin.
3. Minumlah air sekurang-kurangnya delapan gelas sehari. Gantilah kopi, teh dan munuman cola dengan sari buah atau jus. Karena kopi, teh dan cola dapat merangsang anda untuk merokok kembali.
4. Ajaklah anggota keluarga anda atau teman anda untuk berherti merokok demi kepentingan mereka dan anda juga.
5. Usahakan agar anda selalu sibuk atau berkiprah dengan kegiatan lain. Lakukan olah raga di alam terbuka cukup gerak badan dan bernafaslah dalam-dalam ini akan membersihkan paru-paru dan memperbaiki perasaan kesehatan anda.
6. Jagalah makanan anda. Usahakan banyak makan buah dan sayuran yang segar ini merupakan suatu penawaran yang manjur melawan racun-racun tembakau.
7. Ambil waktu tidur 7 – 8 jam sehari. Sering seorang merokok untuk mengurangi ketegangan, tetapi tidur dan istirahat menghilangkan ketegangan lebih baik dari pada merokok.
8. Bau rokok akan mengingatkan anda untuk merokok. Usahakan mandi dengan air hangat dan sikat gigi anda segera setelah habis makan.

9. Jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan anda untuk mengalahkan kebiasaan ini, karena ini lebih berharga dari pada segala usaha yang terpaksa anda lakukan
10. Percayalah dan serahkanlah diri kepada Allah. Dengan kemauan anda yang berserah pada pihak pencipta, maka anda tidak akan gagal. Berdoalah untuk mendapatkan kekuatan batin. Maka sukses dan hidup sehat menjadi milik anda.

LATIHAN SISWA
1. Bagaimana pendapatmu jika melihat ada siswa sekolah sedang merokok di tempat umum ?
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2. Bagaimana pendapatmu jika kamu melihat anak perempuan merokok disuatu tempat misalnya di tempat hiburan, kafe ?
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Sebutkan dampak bagi tubuh seseorang yang telah mengkonsumsi rokok?
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
4. Apa yang harus kamu lakukan jika kamu sudah sulit berhenti merokok sedangkan orang tuamu melarang merokok?
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
5. Jika ada teman yang mengatakan kamu tidak gaul jika tidak merokok apa yang harus kamu perbuat? jelaskan!
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Mengetahui
Nilai Guru Pembimbing











DAFTAR RUJUKAN



Bangun DR. AP. 2003 Panduan Untuk Perokok. Jakarta: Milenia Populer
…......................... 2006. ADA APA Dengan Merokok? Online. Http://www.sekolah Indonesia.com/sidev/new detail asp/iid artikel 73&ctpe artikel 3d akses 26/11/2006


Baca Selengkapnya...