PERCAYA DIRI

Untuk dapat menampilkan rasa percaya diri setiap orang harus mengenali kekuatan-kekuatan, kelebihan dan kekurangan-kekurangan dirinya.KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun dan terselesaikannya modul bimbingan dan konseling.
Modul bimbingan dan konseling ini disusun berdasarkan kurikulum KTSP yang menekankan dan mengembangkan kemampuan diri di berbagai kegiatan belajar, dengan modul ini diharapkan agar siswa dapat memupuk rasa percaya diri baik di lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah
Modul ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyeleseian modul ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, oleh karena itu kami berterima kasih dengan adanya saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul ini.

Malang,

Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………….....……………… 1
Daftar Isi ………………………………………………………………….. 2
A. Pendahuluan.……………………………………………...………... 3
B. Prasyarat………………………………………………………….…. 3
C. Petunjuk Penggunaan Modul……………………............................... 4
D. Tujuan Pembelajaran…….………………………………….......….. 4
E. Kompetensi…………...………………………….............................. 4
F. Rencana Belajar…………………………………............................ .. 5

Materi : Memupuk Rasa Percaya Diri
A. Konsep Dasar Percaya Diri…………………………………………… 6
B. Membedakan Karakteristik Percaya Diri ........................................ 7
C. Sebab-sebab Timbulnya Kurang Percaya Diri……..……..…..……… 9
D. Cara Memupuk Rasa Percaya Diri……………………………….. 11
E. Kegiatan siswa …………………………………………………….. 16
Daftar Rujukan




A. PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu wadah yang memberikan layanan-layanannya untuk membantu siswa yang membutuhkan layanan tersebut. Layanan bimbingan dan konseling ada beberapa aspek yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Dalam setiap layanan yang diberikan terdapat fungsi bimbingan antara lain: fungsi pencegahan, fungsi pemeliharaan, fungsi pengembangan, dan masih banyak lagi.
Untuk mewujudkan tujuan bimbingan dan konseling yaitu perkembangan optimal siswa, maka diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak baik dari konselor (guru BK), siswa, pihak sekolah, orang tua siswa, dan semua pihak yang bersangkutan.
Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai bagaimana dalam memupuk rasa percaya diri, dimana setiap siswa diharapkan mampu untuk memupuk rasa percaya dirinya tersebut. Dengan siswa percaya diri, maka sikap positip seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Memupuk rasa percaya diri termasuk dalam layanan bimbingan pribadi dan mempunyai fungsi pemahaman dan pencegahan. Memupuk rasa percaya diri hal yang perlu diketahui oleh siswa agar mereka dapat memahami dan lebih mudah dalam menghadapi rasa tidak percaya diri
B. PRASYARAT








C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
 Agar siswa berhasil menguasai dan mampu menerapkan materi pada modul ini maka bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk ini dengan baik diantaranya sebagai berikut:
 Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinanmu agar diberikan kemudahan dalam mempelajari materi ini.
 Bacalah materi ini dengan serius, santai dan tenang sehingga kamu dapat mencapai penguasaan materi secara optimal.
 Kerjakan secara mandiri tanpa harus menunggu teman, dengan belajar mandiri kamu dapat termotivasi mengerjakan lebih baik secara maksimal sesuai dengan kemampuan kamu sendiri tanpa melihat pekerjaan teman
 Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan pada lembar berikutnya secara sungguh-sungguh dengan memberikan isian secara lengkap.
 Untuk mendukung penguasaan siswa yang lebih luas kamu bisa menggunakan sumber belajar lain misalnya buku bacaan, majalah, televisi dan media yang lainnya.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengetahui maksud dari memupuk rasa percaya diri, serta siswa dapat mengatasi rasa tidak percaya diri yang sering terjadi terhadap diri mereka

E. KOMPETENSI
• Siswa dapat membedakan antara orang yang PD dan yang tidak PD
• Siswa dapat mengetahui penyebab rasa tidak percaya diri
• Siswa dapat mengetahui cara mengatasi rasa tidak percaya diri

F. RENCANA BELAJAR

Jenis kegiatan : membaca, menulis, diskusi, mengerjakan tugas
Hari/tangga : ………………………………………..
Tempat pelaksanaan :…………………………………………
Alokasi Waktu :………………………………………….
Hasil yang dicapai :………………………………………….














MEMUPUK RASA PERCAYA DIRI


Uraian materi
A . Konsep Dasar Rasa Percaya Diri
Untuk dapat menampilkan rasa percaya diri setiap orang harus mengenali kekuatan-kekuatan, kelebihan dan kekurangan-kekurangan dirinya. Kekuatan-kekuatan dirinya harus dikembangkan, dan segala kekurangan harus dikurangi dan diperbaiki. Yang pada dasarnya setiap orang menginginkan keberhasilan dalam hidupnya, baik dalam bidang intelektual, sosial, emosi, rokhani maupun materi.
Rasa percaya diri merupakan modal awal keberhasilan seseorang dalam hidupnya yang merupakan keyakinan terhadap kemampuan diri untuk dapat melakukan segala hal yang sudah ditekadkan dan berani menghadapi akibatnya. Orang yang percaya diri tidak takut akan kegagalan dan optimis dalam menjalani kenyataan hidup.
Rasa percaya diri berkaitan erat dengan konsep diri. Orang yang konsep dirinya positif dan realistik, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, sebaliknya orang yang memiliki konsep diri negatif dan tidak realistik akan kurang menghargai dirinya, sehingga memiliki harga diri rendah, dan kurang percaya diri. Apabila kurang percaya diri, rasa tidak mampu itu berlangsung terus menerus maka orang itu disebut atau menderita ‘’penyakit rendah diri’’ (inferiority complex).
Rasa percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa. Keyakinan-keyakinan tersebut timbul karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang nyata terhadap diri sendiri.


B. Karakteristik Rasa Percaya Diri
 Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :
• Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
• Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
• Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain? berani menjadi diri sendiri
• Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
• Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
• Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya
• Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.


 Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah:
• Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok
• Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan
• Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri ? namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri
• Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
• Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil
• Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri)
• Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu
• Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/ penerimaan serta bantuan orang lain) .

C. Sebab-Sebab Timbulnya Rasa Kurang Percaya Diri
1. Pola pikir negatif.
Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian, bertemu orang-orang baru dan sebagainya. Reaksi terhadap seseorang ataupun sebuah peristiwa, sangat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu yang kurang percaya diri, cenderung mempersepsikan segala sesuatu dari sisi negatif, tanpa menyadari bahwa dari dalam dirinya sendiri semua pikir negatif itu berasal, pola pikir tersebut antara lain:
a. Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri, seperti” saya harus begini…saya harus begitu”. Ketika gagal maka seluruh hidup dan masa depannya hancur.
b. Memiliki cara berpikir totalitas dan dualisme, seperti “ kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek dan bodoh”.
c. Pesimistik dan futuristik, yaitu satu kegagalan kecil saja membuat dirinya sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-cita di masa depan. Contoh: ketika mendapatkan nilai ulangan paling kecil diantara teman-temannya, langsung berpikir bahwa dirinya tidak akan masuk perguruan tinggi negeri.
d. Tidak kritis dan selektif terhadap kritikan untuk diri sendiri. Suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik. Sehingga suka memberikan sebutan-sebutan yang negatif, seperti: “ saya memang bodoh, saya ditakdirkan terus menderita dan menjadi orang susah”.


2. Sulit menerima pujian/hal-hal positif dari orang lain.
Ketika orang memuji secara tulus, dirinya langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, dirinya langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya.

3. Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri
Senang mengingat dan bahkan membesar-besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat dirinya langsung merasa menjadi orang yang tidak berguna.

Hal-hal yang menyebabkan mengapa seseorang memiliki rasa kurang percaya diri?. Adapun yang menyebabkan rasa kurang percaya diri diantaranya sebagai berikut:
1. Para ahli Psikologi (Freud), berpendapat rasa kurang percaya diri pada masa kanak-kanak yang tidak mneyenangkan. Pengalaman ini merupakan hasil perlakukan yang salah dari orang-orang yang dekat hubungannya dengan anak, orang tua, saudara kandung, guru, teman, dan masyarakat setempat.







2. Perlakuan orang tua yang keliru, antara lain:
 Selalu mengritik, dan menghukum
 Terus menerus membandingkan anak dengan saudara-saudaranya
yang lebih pandai, lebih tampan atau lebih cantik
 Terlalu menuntut atau menaruh harapan terlalu tinggi pada anak
 Terlalu melindungi, atau terlalu mencemaskan anak
 Suka memberi ‘’Cap’’ atau sebutan negatif pada anak, misalnya anak nakal, anak malas, anak tidak becus, dan sebutan negatif lain yang menyebabkan anak merasa minder dan kurang bermotivasi



3. Perlakuan negatif guru, teman, dan anggota masyarakat lain pada anak. Misalnya selalu meremehkan, mencela anak-anak di depan teman-temanya



D. Memupuk Rasa Percaya Diri
Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri.
1. Evaluasi diri secara obyektif
Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar kekayaan pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik.

2.Beri penghargaan yang jujur terhadap diri
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri ? hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.

3.Positive thinking
Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody?s perfect dan it?s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.
4.Gunakan self-affirmation
Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya:
• Saya pasti bisa !!
• Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya !
• Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan
• Sayalah yang memegang kendali hidup ini
• Saya bangga pada diri sendiri
5. Berani mengambil resiko
Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain.
6.Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan
Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan ?beban? seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat? cemburu? hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda.
7. Menetapkan tujuan yang realistik
Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan
Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu.Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk ?harus? menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb ? namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter ? memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa.

E. KEGIATAN SISWA
Dibawah ini ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab!
1. Apa yang dimaksud dengan rasa percaya diri, berikan contoh dari pengalaman kalian?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
2. Sebutkan ciri-ciri rasa percaya diri dan rasa tidak percaya diri(sebutkan 5)?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
3. Jelaskan penyebab dari rasa tidak percaya diri?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Bagaimana mengatasi rasa tidak percaya diri?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
5. Tuliskan pengalaman kalian ketika mengalami rasa tidak percaya diri dan bagaimana kalian mengatasinya?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Evaluasi dan tanggapan guru BK
Hari/Tanggal
Evaluasi Catatan Guru BK Tanda Tangan













Daftar Rujukan

Ahmadi Abu. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
DePorter, & Hernacki. 2002. Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nayamn Dan Menyanangkan. Bandung: Penerbit Kaifa
DePorter, & Hernacki. 2002. Quantum Teaching. Bandung: Penerbit Kaifa
Graham, Stedman.2003. I Can Do It 9 Kiat Meraih Sukses Khusus Remaja. Bandung.
Hurlock Elizabeth. 1992. Psikologi Perkembangan, Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Romlah, Tatik. 2001. Latihan Pengembangan Perilaku Asertif. UPT BK Depdiknas Universitas Negeri Malang.
Stein. J. Steven, Ph. D. Howard. E. Book, M. D. 2000. Ledakan EQ. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
_____________, 2002. Modul Bimbingan Konseling Meniti Karier Masa Depan. Jakarta: Dinas Pendidikan dan Pengajaran DKI Jakarta.
_____________, Tanpa Tahun. Kumpulan Materi Satuan Layanan Bimbingan Konseling SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang.
_____________, 2006/2007. Modul Bimbingan Konseling Kelas 7. MGP Kota Malang: Randu Agung.
_____________, Tanpa tahun. Kumpulan Satuan Layanan. Malang: Pemerintah Kota Malang Dinas Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Malang.




2 Response to "PERCAYA DIRI"

  1. Unknown says:
    4 Februari 2015 pukul 18.22

    Makasi infonya, langsung aja http://newdianblogaddress.blogspot.com

  2. Unknown says:
    4 Februari 2015 pukul 18.23

    Makasi infonya, langsung aja http://newdianblogaddress.blogspot.com

Posting Komentar